Oleh: Mukhlas Nugraha
Masih ingat film Habibie dan Ainun, ketika
beliau (pak Habibie) ingin pulang ke rumah tetapi uangnya hanya tinggal beberapa
sen euro lagi, sehingga kendaraan yang “ditumpanginya” tidak sampai ke rumahnya.
Terpaksa ia berjalan berkilo-kilo meter di tengah malam hari dengan disertai
turunnya salju putih sehingga ia menggigil kedinginan, lebih lagi sepatunya
yang sobek di bawah jempol telapak kakinya, mengakibatkan kakinya lecet dan
berdarah.
Dari kisahnya itu mengingatkan saya kembali
perbincangan dan nasehat teman saya (kang Arif Munandar) kepada saya kira-kira
dua bulan yang lalu 29 Desember 2012. Beliau berkata: “kesengsaraan dalam
menuntut ilmu itu adalah hal yang biasa. Terkendala difinansial sehingga ia
bekerja sambil menuntut ilmu, pagi belajar malam bekerja, bekerja untuk
keperluan kuliah dan kehidupannya sehari-hari, hal itu baik tetapi belumlah
“wah” baginya. Sebab banyak orang yang melakukan itu. Dan tak terhitung
jumlahnya. TETAPI, orang yang bisa MELEWATI kesusahan dan rintangan itu,
selanjutnya ia BERHASIL dalam studinya, maka itulah yang dikatakan “Luar Biasa”.
Sebab kerja kerasnya dua kali lipat itu tidak sia-sia. Pertama, biaya kuliyah dan
hidupnya sehari-hari bisa ia hadapi, dan kedua studinya berhasil . Dan ini
jarang dimiliki setiap orang”.
Kisah pak Habibie bisa di jadikan Ibrah
(pelajaran) bagi kita, bukan karena uang “receh” dan sepatunya yang “sobek”
sebagai rintangannya, tetapi karena keberhasilan pak Habibie MELEWATI rintangan
itu hingga akhirnya ia menciptakan karya yang luar biasa. Tak hanya kisah pak
Habibie, ada banyak lagi kisah-kisah yang dapat menginspirasi kehidupan kita.
Luar biasaaaaaa.....:-)
BalasHapus